Semarang is one of many cities which has high vulnerability, damage, and high risk affected by climate change. This study was aimed to determine securing, protecting of Semarang coastal area, especially in Tugu and Genuk Sub-district. Literature review was carried out to seek the proper seawall design and material which feasible to be built in coastal area of Tugu and Genuk Sub-district. Field observation was conducted to determine location characteristic to build seawall in Tugu and Genuk Sub-district. The study revealed that many area of Semarang coast was damage as impact of coastal building, the loss of natural protection as well as effect of global warming. The existing seawall was varied but mostly in damage condition. Therefore it is recommend to build seawall in Karanganyar and Tugurejo Village in Tugu subdistrict to support the eco-edutourism in Semarang City as well as ini Trimulyo Village Genuk Subdistrict to established sediment enrichment ready for mangroves replant. Semarang merupakan salah satu kota yang memiliki tingkat kerentanan, bahaya dan resiko tinggi akibat dampak perubahan iklim. Kajian ini bertujuan untuk melakukan kajian pengamanan dan perlindungan pantai di wilayah pesisir Kecamatan Tugu dan Genuk, Kota Semarang. Kajian dilakukan ini melalui review literatur dan observasi lapangan. Kajian literatur dilakukan terhadap desain alat penahan ombak APO yang memungkinkan dibangun di wilayah pesisir Kecamatan Genuk dan Tugu serta untuk mendapatkan informasi tentang bahan atau material yang dapat digunakan untuk membangun APO. Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui karakteristik lokasi yang akan dibangun APO dan ketersediaan material sesuai desain yang telah direkomendasikan. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa kerusakan pantai yang terjadi di Kota Semarang cukup banyak yang diindikasikan sebagai dampak dari bangunan-bangunan yang menjorok ke laut, hilangnya perlindungan alam pantai dan juga merupakan efek dari pemanasan global. Kondisi APO dan breakwater saat ini sangat beragam, namun pada umumnya sudah rusak sehingga mengurangi fungsinya sebagai alat perlindungan pantai. Untuk itu disarankan dibangunnya alat penahan ombak di Kelurahan Karanganyar dan Tugurejo Kecamatan Tugu untuk mendukung program eco-eduwisata Kota Semarang dan Kelurahan Trimulyo kecamatan Genuk untuk sediment enrichment yang nantinya lokasi siap ditanami mangrove. Figures - uploaded by Itsna Yuni HidayatiAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Itsna Yuni HidayatiContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19295–100 ISSN 0853-7291 Diterima/Received 02-07-2016, Disetujui/Accepted 04-08-2016 Kajian Pengamanan Dan Perlindungan Pantai Di Wilayah Pesisir Kecamatan Tugu Dan Genuk, Kota Semarang Retno Hartati1*, Rudhi Pribadi1, Retno W. Astuti2, Reny Yesiana3, Itsna Yuni H3 1Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH. Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275 2Mercy Corps Indonesia 3Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro, Semarang Email Abstract Semarang is one of many cities which has high vulnerability, damage, and high risk affected by climate change. This study was aimed to determine securing, protecting of Semarang coastal area, especially in Tugu and Genuk Sub-district. Literature review was carried out to seek the proper seawall design and material which feasible to be built in coastal area of Tugu and Genuk Sub-district. Field observation was conducted to determine location characteristic to build seawall in Tugu and Genuk Sub-district. The study revealed that many area of Semarang coast was damage as impact of coastal building, the loss of natural protection as well as effect of global warming. The existing seawall was varied but mostly in damage condition. Therefore it is recommend to build seawall in Karanganyar and Tugurejo Village in Tugu subdistrict to support the eco-edutourism in Semarang City as well as ini Trimulyo Village Genuk Subdistrict to established sediment enrichment ready for mangroves replant. Keywords securing, protection, coastal, Semarang Abstrak Semarang merupakan salah satu kota yang memiliki tingkat kerentanan, bahaya dan resiko tinggi akibat dampak perubahan iklim. Kajian ini bertujuan untuk melakukan kajian pengamanan dan perlindungan pantai di wilayah pesisir Kecamatan Tugu dan Genuk, Kota Semarang. Kajian dilakukan ini melalui review literatur dan observasi lapangan. Kajian literatur dilakukan terhadap desain alat penahan ombak APO yang memungkinkan dibangun di wilayah pesisir Kecamatan Genuk dan Tugu serta untuk mendapatkan informasi tentang bahan atau material yang dapat digunakan untuk membangun APO. Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui karakteristik lokasi yang akan dibangun APO dan ketersediaan material sesuai desain yang telah direkomendasikan. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa kerusakan pantai yang terjadi di Kota Semarang cukup banyak yang diindikasikan sebagai dampak dari bangunan-bangunan yang menjorok ke laut, hilangnya perlindungan alam pantai dan juga merupakan efek dari pemanasan global. Kondisi APO dan breakwater saat ini sangat beragam, namun pada umumnya sudah rusak sehingga mengurangi fungsinya sebagai alat perlindungan pantai. Untuk itu disarankan dibangunnya alat penahan ombak di Kelurahan Karanganyar dan Tugurejo Kecamatan Tugu untuk mendukung program eco-eduwisata Kota Semarang dan Kelurahan Trimulyo kecamatan Genuk untuk sediment enrichment yang nantinya lokasi siap ditanami mangrove. Kata kunci pengamanan, perlindungan, pantai, Semarang Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19295–100 96 Kajian Pengamanan Dan Perlindungan PantaiDi Wilayah Pesisir Kecamatan Tugu Dan Genuk Retno Hartati et al. PENDAHULUAN Kota Semarang memiliki panjang pantai 13,6 km dan luas 373,70 km serta memiliki potensi perikanan tangkap dan perikanan budidaya cukup besar. Namun, kondisi tersebut akan menjadi ancaman bagi penduduknya apabila pengelolaannya tidak dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan. Kota Semarang juga merupakan salah satu kota yang memiliki tingkat kerentanan, bahaya dan resiko tinggi akibat dampak perubahan iklim Subandono dalam Tempo, 2010. Secara khusus, hasil penelitian Friend of The Earth FoE Jepang menyebutkan bahwa sejak sepuluh tahun terakhir 1998 banyak warga pesisir di Kecamatan Tugu kehilangan lahan tambak akibat abrasi dan air laut masuk kedalam sungai dengan intensitas yang cukup tinggi sehingga menyebabkan akses jalan menjadi tenggelam FoE Jepang, 2009. Selain itu Kota Semarang juga terbebani fenomena land subsidence yang semakin memperburuk kondisi lingkungan di pesisir. Berbagai upaya telah dilakukan oleh masyarakat pesisir Kota Semarang, sebagai contoh masyarakat di Mangkang Wetan melakukan penanaman mangrove dan pembuatan pemecah ombak break water dengan bantuan dana dari Badan Lingkungan Hidup BLH Provinsi Jawa Tengah dan Djarum Foundation. Masyarakat Dukuh Tapak Kelurahan Tugurejo juga melakukan penanaman mangrove dan mengurangi dampak abrasi dengan memasang ban bekas yang disusun rapi dan ditambah sedimen lumpur sebagai alat pemecah ombak APO. Upaya tersebut ternyata cukup efektif, dengan adanya APO lahan tambak yang ada di belakangnya aman terlindungi dari abrasi yang mengikis daratan Pulau Tirang, selain itu APO juga dapat melindungi tanaman mangrove dari hempasan gelombang dan angin kencang. Masyarakat Dukuh Tapak Kelurahan Tugurejo dengan bantuan Friend of The Earth FoE Jepang dan Mercy Corps Indonesia melakukan peningkatan pengetahuan kelompok masyarakat, penanaman mangrove dan pembuatan alat penahan ombak. Pada tahun 2010 Dinas Kelautan & Perikanan serta Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang ikut terlibat memberikan bantuan kegiatan kepada masyarakat tersebut. Pada tahun 2013-2016 Mercy Corps Indonesia bersama Tim Perubahan Iklim Kota Semarang mempunyai kegiatan untuk mewujudkan Peningkatan Ketahanan Masyarakat Pesisir Melalui Penguatan Ekosistem Mangrove dan Pengembangan Mata Pencaharian Berkelanjutan di Kota Semarang. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pembangun untuk mendapatkan hasil yang optimal maka perlu dilakukan kajian yang mendalam terkait dengan peluang penghidupan berkelanjutan bagi kelompok masyarakat pesisir serta aplikasi alat pemecah ombak di Kecamatan Tugu dan Genuk, Kota Semarang. Tulisan ini bertujuan untuk melakukan kajian pengamanan dan perlindungan pantai di wilayah pesisir Kecamatan Tugu dan Genuk, Kota Semarang. Pembahasan dalam artikel ini meliputi kajian alat pemecah ombak, desain dan material untuk membangun APO dan merekomendasikan desain untuk lokasi terpilih. MATERI DAN METODE Penyusunan kajian ini melalui review literatur dan observasi lapangan. Kajian literatur dilakukan terhadap desain alat penahan ombak APO yang memungkinkan dibangun di wilayah pesisir Kecamatan Genuk dan Tugu serta untuk mendapatkan informasi tentang bahan atau material yang dapat digunakan untuk membangun APO. Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui karakteristik lokasi yang akan dibangun APO dan ketersediaan material sesuai desain yang telah direkomendasikan. Lokasi kegiatan ini terkait dengan ruang lingkup wilayah Proyek Peningkatan Ketahanan Masyarakat Pesisir Melalui Penguatan Ekosistem Mangrove dan Pengembangan Mata Pencaharian Berkelanjutan di Kota Semarang, yaitu Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19295–100 Kajian Pengamanan Dan Perlindungan PantaiDi Wilayah Pesisir Kecamatan Tugu Dan Genuk Retno Hartati et al. 97 Kecamatan Genuk Kelurahan Trimulyo dan Kecamatan Tugu Kelurahan Tugurejo, Karanganyar, Randugarut, Mangkang Wetan, Mangunharjo, dan Mangkang Kulon. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Pantai, yang merupakan perbatasan antara daratan dan lautan, adalah sebuah perairan yang sangat dinamis. Dinamika perairan tersebut disebabkan oleh pengaruh angin, gelombang angin, gelombang pasang surut, gelombang badai, tsunami dan dasarnya alam telah menyediakan mekanisme perlindungan pantai secara alamiah yang efektif, yaitu pantai pasir yang hamparan pasirnya berfungsi sebagai penghancur energi gelombang yang efektif dan bukit pasir sand dunes yang merupakan cadangan pasir yang juga berfungsi sebagai tembok laut. Daerah pantai merupakan kawasan yang paling produktif dan memiliki keanekaragaman hayati biodiversity yang tinggi Hidayat, 2005a;b, selain itu daerah pantai menyediakan ruang dengan aksebilitas lebih tinggi bagi kegiatan transportasi dan kepelabuhanan serta ruang yang relatif mudah dan murah bagi kegiatan industri, pariwisata dan pemukiman. Permasalahan yang terjadi pada daerah pantai dalam pemanfaatannya sering mengalami kerusakan/perubahan kualitas lingkungan fisik dan biofisik . Alam juga menyediakan pantai berlumpur dengan tumbuhan pantai seperti pohon bakau Rhizophora, api-api Avicenia sp. ataupun nipah Nypha sp. sebagai pelindung pantai. Tumbuhan pantai ini akan memecahkan energi gelombang dan memacu pertumbuhan pantai. Gerakan air yang lambat di antara akar-akar pohon tersebut dapat mendukung proses pengendapan dan merupakan tempat yang baik untuk berkembangbiaknya kehidupan laut, seperti ikan dan biota laut lainnya. Pantai dikatakan rusak apabila terjadi perubahan baik fisik maupun lingkungan yang dapat membahayakan atau merugikan kehidupan dan kegiatan perekonomian Yuwono, 2004. Beberapa kerusakan pantai di antaranya adalah Sumber Bappeda Kota Semarang, 2011 Gambar 1. Lokasi Penelitian untuk Pembangunan APO Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19295–100 98 Kajian Pengamanan Dan Perlindungan PantaiDi Wilayah Pesisir Kecamatan Tugu Dan Genuk Retno Hartati et al. erosi pantai, sedimentasi pada muara sungai, hilangnya pelindung alami pantai seperti sand dunes, hutan bakau dan terumbu karang, matinya taman laut dan sebagainya. Tingkat kerusakan pantai dipengaruhi oleh beberapa parameter, di antaranya gaya luar dari ombak dan angin, kondisi sedimen, kondisi profil pantai dan keberadaan struktur di pantai. Kerusakan pantai yang terjadi di pantura Jawa Tengah di beberapa tempat sangatlah memprihatinkan. Kerusakan-kerusakan ini diindikasi merupakan dampak dari bangunan-bangunan yang menjorok ke laut, hilangnya perlindungan alam pantai, dan merupakan efek dari pemanasan global global warming. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi perubahan transport sedimen dan terjadilah abrasi disatu tempat dan akresi disisi lainnya. Upaya perlindungan terhadap daerah pantai umumnya dilakukan untuk melindungi berbagai bentuk penggunaan lahan seperti permukiman, daerah industri, daerah budidaya pertanian maupun perikanan, daerah perdagangan dan sebagainya yang berada di daerah pantai dari ancaman erosi Hidayat, 2006. Menurut Suhardi 2002, terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kerusakan pantai, antara lain tidak melakukan sesuatu kegiatan atau proses yang mengusik pantai, dan membiarkan gelombang secara alami membuat keseimbangan baru. Yang kedua, menambahkan sedimen beach nourishment ke dalam sedimen sel bersangkutan. Pantai berpasir mempunyai kemampuan perlindungan alami terhadap serangan gelombang dan arus. Perencanaan suatu bangunan pelindung pantai memerlukan informasi mengenai kondisi gelombang pada saat breaking, antara lain tinggi gelombang pada saat breaking, kedalaman perairan dimana terjadi breaking dan arah gelombang pada saat breaking, dimana semua besaran tersebut dapat diperoleh dengan melakukan analisis transformasi gelombang dari perairan dalam menuju perairan pantai yang dangkal Hutahaean, 2015. Perlindungan tersebut berupa kemiringan dasar pantai di daerah nearshore yang menyebabkan gelombang pecah di lepas pantai, dan kemudian energinya dihancurkan selama dalam penjalaran menuju garis pantai di surf zone. Dalam proses pecahnya gelombang tersebut sering terbentuk offshore bar di ujung luar surf zone yang dapat berfungsi sebagai penghalang gelombang yang datang menyebabkan gelombang pecah. Yang ketiga adalah dengan membuat struktur bangunan groyne, seawall, dan sebagainya atau yang disebut sebagai hard solution. Pada prinsipnya, tindakan untuk pengelolaan dan perlindungan pantai dari abrasi/erosi adalah dengan a pencegahan, dengan melakukan pengaturan penggunaan lahan serta bangunan di daerah pantai terutama yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi kesetimbangan transport sedimen dan b perlindungan pantai, dilakukan dengan cara membuat bangunan non struktural seperti Kawasan Sabuk Hijau pantai Green belt, atau bangunan struktural yang didesain untuk tujuan sebagai “perkuatan pantai”, misalnya adalah dinding laut sea wall atau yang dijadikan dasar dalam pemilihan alternatif jenis perlindungan tersebut, adalah tujuan yang ingin dicapai,kondisi gelombang, sedimen,bathimetri kontur dasar pantai serta kondisi geologi di lokasi yang ingin dicapai sangat ditentukan oleh pemanfaatan lahan di belakang garis pantai dan kondisi dinamis pantai yang ada saat contoh untuk daerah pantai dengan pemukiman atau lokasi pelayanan umum seperti TPI/ PPI maka perlindungan menjadi sangat penting. Oleh karena itu pencegahan, jika belum terjadi kerusakan, harus dilakukan dan sebaliknya jika sudah ada tanda-tanda abrasi, maka perlindungan yang harus dilakukan. Data hidro-oseanografi sangat diperlukan dalam merencanakan penanggulangan permasalahan kerusak-an pantai. Perubahan garis pantai yang berupa akresi maupun abrasi dipengaruhi Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19295–100 Kajian Pengamanan Dan Perlindungan PantaiDi Wilayah Pesisir Kecamatan Tugu Dan Genuk Retno Hartati et al. 99 dua faktor utama yaitu faktor aktif parameter hidro-oseanografi serta faktor pasif geomorfologi pantai beserta litologi penyusunnya. Pada kenyataannya kerusakan pantai lebih dominan dipengaruhi oleh kondisi gelombang setempat. Dalam hal ini perlu dilihat dengan seksama jenis gelombang tersebut apakah merupakan gelombang tegak lurus pantai onshore-offshore atau gelombang yang menyudut terhadap pantai sehingga menimbukan longshore transport. Dampak terhadap garis pantai akibat hempasan kedua jenis gelombang ini memerlukan tipe perlindungan yang berbeda. Penjalaran gelombang menuju pantai akan mengakibatkan terjadinya deformasi gelombang. Bentuk deformasi gelombang yang terjadi sangat ditentukan oleh kondisi batimetri dasar perairan yang bersangkutan. Dengan demikian dampak gelombang terhadap garis pantai juga ditentukan oleh kondisi bathimetri tersebut. Kondisi geologi lokasi juga penting. Misalkan pada pantai berlumpur akan mudah terjadi transport sediment baik dalam bentuk suspended load maupun bed load, sedangkan pada pantai berpasir transport sedimen akan lebih banyak sebagai bed load. Terkait dengan hal tersebut maka pemasangan penangkap sedimen tidak akan efektif dilakukan pada pantai berlumpur. Gambar 2. Gambar 2. Skema Pengelolaan dan Perlindungan Pantai Triatmodjo, 1999 Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19295–100 100 Kajian Pengamanan Dan Perlindungan PantaiDi Wilayah Pesisir Kecamatan Tugu Dan Genuk Retno Hartati et al. Terdapat lima pendekatan dalam perencanaan pembangunan perlindungan pantai buatan, yaitu mengubah laju angkutan sedimen sejajar pantai dengan membangun bangunan groin, mengurangi energi gelombang yang mengenai pantai dengan membangun pemecah gelombang lepas pantai break water/APO, memperkuat tepi pantai sehingga tahan terhadap gempuran gelombang dengan membangun revetment atau sea wall, menambah supply sedimen ke pantai dengan cara sand by passing atau beach nourishment, sertamelakukan penghijauan daerah pantai dengan pohon bakau, api-api, atau nipah Pemilihan tipe bangunan pelindung pantai tergantung pada kondisi pantai, tanah dasar pantai yang dilindungi, ketersediaan material, dan peralatan untuk membuat bangunan. Menurut Balitbangda Provinsi Jawa Tengah 2004, bentuk-bentuk bangunan pelindung pantai yang dapat digunakan dalam penanganan kerusakan pantai di Pantura Jawa Tengahdapat berupa revetment, Sea Wall, Groin, atau APO. Fungsi, bahan/material pembangun dan posisi pada pantai dari bangunan pelindung pantai disajikan pada Tabel 1. Pemilihan tipe bangunan pelindung pantai berupa alat pemecah ombak APO ditentukan oleh kondisi pantai, tanah dasar pantai yang dilindungi, ketersediaan material, dan peralatan untuk membuat bangunan. Efektivitas struktur tipe alat pemecah gelombang dalam mereduksi energi gelombang dipengaruhi oleh bentuk geometris dan konfigurasi penempatan APO tersebut, serta kedalaman air, tinggi dan periode gelombang. Panjang pemecah gelombang dan jaraknya dari garis pantai menentukan perubahan garis pantai dan sedimen yang terkumpul dibelakang struktur APO yang bersangkutan. Untuk pesisir Kota semarang dengan tipe sedimen lumpur pasiran yang mempunyai daya dukung rendah maka terdapat beberapa tipe APO seperti disajikan pada Tabel 2. Tabel 1. Perbandingan beberapa bangunan pelindung dan perkuatan pantai Poedjiastuti, 1996; Triatmodjo, 1999 Penahan gaya ombak yang relatif tinggi batu alam/buatan, pasangan batu, beton, tumpukan buis beton, turap beton, turap baja, atau turap kayu Sejajar atau hampir sejajar dengan garis pantai Melindung pantai dari erosi/abrasi dan limpasan gelombang overtopping ke darat pasangan batu kosong, plat beton, blok beton, dan bronjong sejajar atau hampir sejajar dengan garis pantai yang membatasi bidang daratan dengan laut Menahan transpor sedimen sepanjang pantai sehingga bisa mengurangi atau menghentikan erosi yang terjadi Batu kosong, pasangan batu, atau blok beton, baja atau buis beton tegak lurus atau hampir tegak lurus pantai Pemecah atau mengurangi energi ombak/gelombang pasangan batu/beton, atau tipe tidak masif berupa susunan tumpukan batu, blok beton atau tetrapod Tegak lurus atau hampir tegak lurus pantai Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19295–100 Kajian Pengamanan Dan Perlindungan PantaiDi Wilayah Pesisir Kecamatan Tugu Dan Genuk Retno Hartati et al. 101 Tabel 2. Tipe-tipe alat pemecah ombak APO Yulistiyanto, 2009; Wiharja dan Nafiarta, 2015 APO Tipe box-beton kubus beton Sangat efektif sebagai peredam energi, mudahdibuat, mudah dalam penataan. Biaya relatif lebih mahal APO Tipe Kayu Berbentuk lengkung Melindungi bibit mangrove, dapat mengurangi laju erosi pantai dan menangkap sedimen di daerah yang dilindungi, cocok untuk daerah dengan arah gelombang bervariasi Bahan-bahan relatif cepat rusak APO Tipe kayu berbentuk lurus Untuk memperkuat APO Kayu Berbentuk lengkung yang diletakkan sekitar 20 meter dari garis pantai atau di belakang dari APO Kayu Berbentuk lengkung Bahan-bahan relatif cepat rusak Paralon berisi pasir dan ban Mereduksi tinggi gelombang cukup signifikan dan membentuk sedimentasi dengan cepat di daerah yang dilindungi Bahan-bahan relatif cepat rusak Mampu melindungi dan merehabilitasi pantai pada kondisi gelombang lebih besar dari 3 m dan pada perairan pantai untuk kedalaman yang lebih besar, material beton lebih bersifat kuat, tahan lama dan tidak cepat rusak Biaya lebih mahal, tidak cocok untuk daerah lumpur pasiran Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19295–100 102 Kajian Pengamanan Dan Perlindungan PantaiDi Wilayah Pesisir Kecamatan Tugu Dan Genuk Retno Hartati et al. Material ban bekas mudah didapat dan harganya murah, dapat melindungi tambak dari gelombang dan pasang tinggi Bahan-bahan relatif cepat rusak APO tipe brushwood dam/tipe permeable dam/tipe Hybrid engineering kisi-kisi kayu/bambu yang diisi dengan ikatan-ikatan kecil ranting/ batang kayu yang bersifat permeable Bersifat meredam energy gelombang dan tidak memantulkan gelombang,menciptakan kondisi air yang tenang untuk endapan lumpur, tidak perlu penampang atau landasan seperti pada APO tipe bambu ban, sangat cocok untuk tipe sedimen lumpur sebagai lokasi penanaman mangrove Bahan-bahan relatif cepat rusak Berdasarkan kajian literatur dengan membandingkan beberapa bangunan pelindung dan perkuatan pantai Tabel 1 dan membandingkan tipe-tipe APO yang dapat dibangun di pesisir Kota Semarang Tabel 2 maka APO Tipe Bambu Ban dapat diaplikasikan dan dibangun di Kelurahan Tugurejo dengan pertimbangan dasar pantai yang beruoa lumpur berpasir, APO tipe bambu ban ini akan mampu melindungi tambak dari gelombak dan pasang tinggi. Berdasarkan pengalaman masyarakat di daerah tersebut maka bahan yang direkomendasikan digunakan adalah ban bekas ukuran 100 cm yang ditumpuk secara horizontal. Tumpukan 5-7 buah ban bekas disesuaikan dengan kedalaman genangan air yang ada ditopang dengan bambu pada bagian dalamnya agar ban tidak goyah. Setelah ban tersusun memanjang sejajar maka perlu ditambahkan sedimen lumpur sejajar dengan ketinggian ban. APO tipe bambu ban sebaiknya dikembangkan dengan penambahan penampang / landasan pada bagian bawah APO untuk menahan ban agar tidak masuk ke dalam sedimen dasar laut. Selain itu dilakukan juga penambahan Tali dan bambu untuk mengikat antara ban satu dan yang lainnya dengan tujuan agar ban bekas yang terpasang semakin kuat dan mampu menahan gelombang. Sedimentasi yang terbentuk sebagai dampak dibangunnya APO tipe banbu dan ban akan dapat digunakan sebagai aera penanaman mangrove, yang akan semakin memperkuat tambak dari rob. Pesisir Kelurahan trimulyo dengan tipe sedimen lumpur halus direkomendasikan APO tipe hybrid-engineering yang selain bertujuan untuk memulihkan pantai lumpur untuk daerah penanaman mangrovem juga untuk mengembalikan wilayah yang hilang karena erosi dan abrasi. Pembangunan APO tipe ini memungkinkan pemulihan habitat untuk mangrove yang membutuhkan pendangkalan sedimen Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19295–100 Kajian Pengamanan Dan Perlindungan PantaiDi Wilayah Pesisir Kecamatan Tugu Dan Genuk Retno Hartati et al. 103 halus dan tingkat sedimentasi yang lebih besar sehingga pemulihan kerusakan pesisir akan dilakukan lebih cepat. Tingkat sedimentasi sebanding dengan konsentrasi sedimen di kolom air, dimana konsentrasi sedimen di kolom air dapat ditingkatkan dengan agitasi pengerukan, dan ini untuk mengatur restorasi menjadi gerak. Struktur yang masif tidak bekerja, atau terlalu mahal dan tidak mengembalikan ekosistem. Pantai lumpur-mangrove sebagai hasil dari APO tipe hybrid-engineering secara alami menyediakan berbagai kebutuhan ekosistem, yaitu sebagai perlindungan pantai tumbuh dengan kenaikan permukaan laut, sumber daya perikanan, sebagai tempat nursery biota laut, memperbaiki kualitas air. Pada dasarnya kegiatan rehabilitasi ekosistem merupakan upaya untuk memulihkan kembali ekosistem yang telah mengalami degradasi. Secara umum, prinsip dasar rehabilitasi ekosistem, yaitu 1 mengutamakan rehabilitasi berdasarkan kondisi ekologis dari suatu daerah yang akan dilakukan rehabilitasi; 2 melakukan rehabilitasi dengan langkah-langkah yang benar, yaitu rencanaan, pengkajian, prakondisi masyarakat, pelaksanaan rehabilitasi, monitoring dan evaluasi dan publikasi; 3 Tetap melakukan pendampingan dalam upaya montoring dan evaluasi terhadap rehabilitasi yang telah dilakukan; 4 Perhatikan kaidah ekologis jika melakukan rehabilitasi fisik, 5 Hidup lebih akrab dengan ekosistem, masyarakat setempat yang lokasinya terdekat dengan lokasi rehabilitasi hendaknya memiliki kesadaran yang tinggi akan arti pentingnya keberadaan ekosistem dan manfaatnya. Kelima prinsip tersebut direkomendasikan untuk dilakukan sebagai upaya perlindungan pesisir dan rehabilitasi kerusakan ekosistem pesisir. Areal pesisir merupakan tempat berlangsungnya berbagai aktivitas manusia sehingga memiliki potensi yang besar dan rentan terhadap berbagai dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan manusia, baik yang berlangsung pada wilayah pesisir sendiri maupun wilayah diatasnya. Garis pantai coastline merupakan garis batas antara laut dan daratan yang terbentuk dan dapat berubah dari berbagai aktivitas manusia. Garis pantai akan selalu mengalami perubahan sepanjang waktu dan mengalami dua macam perubahan, yaitu perubahan garis pantai maju akresi dan perubahan garis pantai mundur rekresi yang secara alami dapat terbentuk karena proses-proses oseanografi seperti gelombang, pasang-surut, proses pengangkatan emerge, dan penenggelaman daratan submerge. Dengan adanya ancaman terhadap daerah pesisir, maka kegiatan pengamanan dan perlindungan pantai bertujuan terutama untuk melindungi dan mengamankan a masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai dari ancaman gelombang, b fasilitas umum yang berada di sepanjang pantai, misalkan jalan raya, rumah ibadah, pasar, kompleks pertokoan, dan kawasan rekreasi, c dataran pantai terhadap ancaman erosi dan abrasi, d perlindungan alami pantai hutan mangrove, terumbu karang, sand dunes dari perusakan akibat kegiatan manusia, dan terhadap pencemaran lingkungan perairan pantai limbah rumah tangga, limbah industri, yang pada akhirnya pencemaran ini dapat merusakkan kehidupan biota pantai. Observasi lapangan telah dilakukan 2 kecamatan tujuh kelurahan, yaitu Kecamatan Genuk Kelurahan Trimulyo dan Kecamatan Tugu Kelurahan Tugurejo, Kelurahan Karanganyar, Kelurahan Randugarut, Kelurahan Mangkang Wetan, Kelurahan Mangunharjo, dan Kelurahan Mangkang Kulon untuk memilih lokasi yang tepat untuk dilakukan perlindungan pantai. Trimulyo adalah kelurahan yang berada di bagian paling timur Kota Semarang, menjadi pembatas dengan Kabupaten Demak dengan luas wilayahnya mencapai 349 hektar. Kelurahan Trimulyo dibagian timur dibatasi Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19295–100 104 Kajian Pengamanan Dan Perlindungan PantaiDi Wilayah Pesisir Kecamatan Tugu Dan Genuk Retno Hartati et al. dengan Kali Penthol sekarang telah hilang, bagian barat dibatasi oleh Sungai Sringin, sedang di bagian selatan dibatasi oleh Jalan Raya Semarang-Demak Gambar 3. Gambaran umum dampak perubahan iklim abrasi dan akresi di Kelurahan Trimulyo adalah pada waktu 10–20 tahun yang lalu rob dan abrasi telah merusak mangrove dan menghilangkan lahan tambak yang berada di pesisir Kelurahan Trimulyo, dan saat ini, terutama tiap bulan April atau Mei, rob atau pasang tinggi telah memasuki rumah warga. Kenaikan air laut yang disertai angin dan gelombang tinggi berdampak pada kegiatan para nelayan dari desa tersebut. Sebagai upaya untuk beradaptasi dengan perubahan iklim tersebut maka masyarakat Kelurahan Trimulyo Kecamatan Genuk Kota Semarang melakukan penanaman mangrove pada lahan pemerintah kelurahan yang luasnya mencapai 8 hektar dan memerlukan penanggulangan kerusakan pesisir yang bersedimen lumpur tersebut. Area yang direncanakan ditanami mangrove dengan pola blocking seluas 20 hektar. Oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 telah direncanakan pembangunan APO. Sementara pada tahun 2013 ini Kelompok Sringin sedang melaksanakan pekerjaan pembuatan Alat Penahan Ombak APO dari ban bekas sepanjang 100 meter yang diprakarsai oleh BLH Kota Semarang. Wilayah Kelurahan Karanganyar dan Kelurahan Tugurejo masing-masing seluas 349 dan 855,012 hektar. Rob yang terjadi sebagai akibat perubahan iklim di telah menenggelamkan tambak masyarakat. Bahkan pada tahun 2013 rob mencapai ketinggian 20 cm dari permukaan tanggul tambak, sehingga meminmukan kerugian ekonomi yang cukup besar . Sementara itu di Kelurahan Karangayar kenaikan air laut mencapai perkampungan yang paling dekat dengan tambak dengan ketinggian mencapai 25 cm. Di Kelurahan Tugurejo ketika musim penghujan akan terjadi banjir yang merupakan limpasan Sungai Tapak dan Sungai Tugurejo. Banjir dari Sungai Tapak menyebabkan tergenangnya beberapa wilayah permukiman warga yang berdekatan dengan rel kereta api dan permukiman yang dekat dengan pertambakan. Banjir dari Sungai Tapak mengakibatkan tergenangnya beberapa lahan tambak terutama yang berdekatan dengan percabangan Sungai Tapak Gambar 4. Gambar 3. Kelurahan Trimulyo, Genuk, Semarang A dan rencana kegiatan perlindungan pantainya B Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19295–100 Kajian Pengamanan Dan Perlindungan PantaiDi Wilayah Pesisir Kecamatan Tugu Dan Genuk Retno Hartati et al. 105 Gambar 4. Lahan budidaya A dan daerah rob, banjir dan kekeringan B di Kelurahan Tugurejo dan Karanganyar di Kelurahan Tugurejo dan Karanganyar Semarang Sedangkan di Kelurahan Karanganyar banjir tidak terlalu berdampak signifikan terhadap tambak yang dikelola oleh warga kelurahan ini, namun pada saat musim kemarau akan terjadi kekeringan di tambak karena tidak ada air yang mengelir ke daerah tersebut. Rob dan abrasi yang terjadi di pesisir Kelurahan Tugurejo mengakibatkan hilangnya 75% Pulau Tirang dan sekitar 50 hektar lahan tambak. Upaya untuk menanggulani abrasi dan rob telah dilakukan oleh masyarakat Tugurejo dan Karanganyar, diantaranya dengan membangun alat pemecahombak APO tipe bambu dan ban bekas serta melakukan penanaman mangrove. Sejak tahun 2006, berbagai tipe APO telah dicoba untuk dibangun untuk menanggulangi rob agar tambak tidak tenggelam, yaitu APO bambu, APO tipe bambu dan ban bekas, APO tipe beton dan semen berbentuk bundar, APO tipe beton dan semen berbentuk segi empat, APO dari anyaman bilah bambu yang dianyam. APO tersebut dibangun dengan swadaya masyarakat maupun dengan bantuan biaya yang berasal dari berbagai pihak Tabel 3. Diantara APO tersebut, APO tipe bambu dan ban bekasmampu bertahan 1,5-2 tahun, namun harus dilakukan pemeliharaan dengan merapikan susunan ban, mengganti tiang bambu yang rusak serta mengisi sedimen lumpur. Lokasi APO di Kelurahan Tugurejo, Tugu, Semarang disajikan di Gambar 5. Kelurahan Randugarut, Kelurahan Mangkang Wetan, Kelurahan Mangunharjo Walaupun pada tahun 1987 wilayah Kelurahan Randugarut berupa tambak dan sawah, namun pada tahun 1996/1997 menjadi kawasan industri terbesar di kota ini tidak ada penduduk yang bekerja sebagai nelayan maupun petani tambak. Akibat perubahan iklim dan rob, sisa kawasan tambak yang ada telah tergenang oleh rob sehingga petambak harus memasang waring untuk Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19295–100 106 Kajian Pengamanan Dan Perlindungan PantaiDi Wilayah Pesisir Kecamatan Tugu Dan Genuk Retno Hartati et al. mencegah hilangnya bandeng/udang yang dipelihara. Selain itu masyarakat dan petani tambak juga melakukan penanaman mangrove untuk mencegah abrasi agar tidak berdampak pada daerah pemukiman warga. Kelurahan Mangkang Wetan berbatasan dengan Kelurahan Randugarut, dan 75% luas lahan pertambakan 150 hektar terkena dampak perubahan iklim dan abrasi sehingga mengalami kerusakan dan tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal Gambar 5. Walaupun telah terjadi kerusakan lahan oleh abrasi, namun belum ada bangunan pelindung kawasan pantai di Kelurahan Mangkang Wetan. Pantai Kelurahan Mangunharjo sepanjang 35 km dibatasi oleh Sungai Beringin dan Sungai plumbon dengan wilayah tambak 326 Ha. Mulai tahun 1995 tambak tersebut terkena dampak abrasi dan rob oleh karena perubahan iklim sehingga sebagai akbitnya pada tahun 2010 seluas 171 Ha tambak hilangnya tambak selama tahun 2005-2010 adalah 5 Ha/ tambak yang rusak berat adalah 80 Ha dan yang masih produktif adalah seluas 75 Ha. Kedalaman rata-rata tambak adalah 0,5 meter. Sebagai adaptasi terhadap perubahan iklim dan kerusakan pesisir oleh abrasi, masyarakat telah membangun sabuk pantai dengan penanaman mangrove sepanjang 2,5 km mulai dari Sungai plumbon dengan dana bantuan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah. Untuk mendukung perlindungan pesisir dan tambak mulai tahun 2000 telah dilakukan rehabilitasi ekosistem luasan hutan mangrove adalah sekitar 30 Ha terdiri dari Mangrove, Api-api, Ketapang, Cemara laut dan tanaman perdu. Permasalahan yang dihadapi pantai Kelurahan Mangunharjo adalah abrasi, intrusi air asin, sedimentasi di muara sungai, penebangan hutan mangrove, pembangunan dermaga, pencemaran, abrasi dan akresi disekitar bangunan penahan gelombang di palabuhan PT Kayu lapis di Kendal, perubahan pola arus akibat pengembangan dermaga, subsidence dan intrusi air asin pada akuifer akibat penyerapan air tanah yang berlebihan, pemunduran garis pantai akibat pembabatan hutan mangrove, dan abrasi pantai akibat pengambilan karang pantai. Abrasi laut semakin membuat khawatir para petambak di pantai Mangunharjo karena jumlah tambak yang terkena abrasi semakin luas yang diperparah dengan kerusakan parah kawasan sejak tahun 2000 telah digiatkan penanaman mangrove, luas kerusakan kawasanTabel 3 . Pembangunan Alat Penahan Ombak di Kelurahan Tugurejo dan Karanganyar Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang Dinas Kelautan & Perikanan Kota Semarang Dinas Kelautan & Perikanan Kota Semarang Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19295–100 Kajian Pengamanan Dan Perlindungan PantaiDi Wilayah Pesisir Kecamatan Tugu Dan Genuk Retno Hartati et al. 107 Gambar 5. Lokasi pembangunan APO di Kelurahan Tugurejo, Tugu, Semarang mangrove mencapai 160 hektar dari total kawasan bakau pantai Mangunharjo 300 yang baru bisa dipulihkan adalah 55 hektar lingkungan di Kelurahan Mangunharjo mulai menurun terjadi pada kurun waktu tahun 2002, indikator ini dapat dilihat dari mulai menurunnya hasil budidaya para petani menjadi salah satu pemicu mulai mengendurnya budidaya ikan dan udang di Kelurahan Mangunharjo. Kajian yang dilakukan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup PPLH Universitas Diponegoro mendapatkan bahwa kondisi pantai Mangunharjo sebelum pembangunan pabrik kayu yang menjorok ke laut dan pembelokan Sungai Wakak, relatif stabil. Abrasi masih diimbangi akresi penimbunan sedimen yang menyebabkan penambahan daratan Kompas, 2003. Namun untuk mengurangi resiko abrasi, swadaya masyarakat maupun beberapa lembaga telah melakukan program rehabilitasi berupa pembangunan break water di sepanjang pantai Kelurahan Mangunharjo dan penanaman mangrove berupa sabuk pantai Tabel 4. Kelurahan Mangkang Kulon merupakan kelurahan yang berada di ujung barat Kota Semarang yang menjadi perbatasan antara Kota Semarang dengan Kabupaten lahan kelurahan Mangkang Kulon sebesar 339 hektar dan hampir 75 % adalah wilayah pertambakan dan persawahan Gambar 6. Abrasi menjadi masalah mengakibatkan banyak tambak yang hilang. Walaupun demikian belum ada upaya melakukan perlindungan pesisir Kelurahan Mangkang Kulon dengaan Alat Pemecah ombak APO. Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19295–100 108 Kajian Pengamanan Dan Perlindungan PantaiDi Wilayah Pesisir Kecamatan Tugu Dan Genuk Retno Hartati et al. Berdasarkan hasil observasi lapangan maka daerah Kelurahan Trimulyo dan Tugurejo yang mendesak untuk dilakukan perlindungan pantai dan penanggulangan kerusakan pesisir. Kelurahan Trimulyo dengan sedimen berupa lumpur memerlukan kegiatan pembangunan APO yang mendesak untuk dilakukan untuk menjadi lokasi penanaman mangrove. Adanya penanaman mangrove diharapkan akan melindungi daerah persisir Kelurahan Trimulyo. Sedangkan Kelurahan Tugurejo, dengan lokasi dasar sedimen lumpur berpasir dan telah terjadi inisiasi masyarakat untuk membangun APO dan melindungi tambaknya dari rob maka memerlukan bantuan untuk melanjutkan program perlindungan pesisir yang telah dilakukan tersebut Rekomendasi wilayah pembangunan APO di kedua kelurahan tersebut disajikan pada Gambar 7. Tabel 4. Pembangunan breakwater dan Sabuk Pantai di Kelurahan Mangunharjo BLH Provinsi Jawa Tengah Jety Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang Kementerian Kelautan Perikanan Dirjen KP3K Kementerian Kelautan Perikanan Dirjen KP3K Gambar 6. Lahan tambak di Kelurahan Mangkang Kulon Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19295–100 Kajian Pengamanan Dan Perlindungan PantaiDi Wilayah Pesisir Kecamatan Tugu Dan Genuk Retno Hartati et al. 109 Gambar 7. Rekomendasi lokasi pembangunan APO di Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk A dan Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu B KESIMPULAN Kesimpulan kajian pengaman dan perlindungan pantai di wilayah pesisir Kecamatan Tugu dan Genuk, Kota Semarang adalah a. Sebelum dilakukan pengelolaan dan perlindungan pantai diperlukan identifikasi permasalahan sehingga dapat ditentukan tindakan yang akan dilakukan, yaitu pencegahan atau perlindungan. Perlindungan pantai dapat bersifat non struktural dan struktural. b. Kerusakan pantai yang terjadi di Kota Semarang, sangatlah memprihatinkan. Kerusakan tersebut diindikasikan merupakan dampak dari bangunan-bangunan yang menjorok ke laut, hilangnya perlindungan alam pantai dan juga merupakan efek dari pemanasan global global warming c. Dari tujuh kelurahan Kelurahan Trimulyo, Kelurahan Tugurejo, Kelurahan Karanganyar, Kelurahan Randugarut, Kelurahan Mangkang Wetan, Kelurahan Mangunharjo, dan Kelurahan Mangkang Kulon yang diteliti, pembangunan APO hanya terdapat di 2 kelurahan, yaitu Kelurahan Tugurejo dan Kelurahan Karanganyar 13 APO yang dibangun tahun 2006-2013, Kelurahan Trimulyo 1 APO di tahun 2013, sedangkan pembangunan breakwater telah dilakukan di Kelurahan Mangunharjo 8 buah breakwater yang dibangun tahun 2002-2013. Kondisi APO dan breakwater saat ini sangat beragam, namun pada umumnya sudah rusak sehingga mengurangi fungsinya sebagai alat perlindungan pantai. Kajian ini menyarankan hal-hal sebagai berikut a. Berdasarkan beberapa pertimbangan praktis dan teknis, maka direkomendasikan lokasi untuk pembangunan APO adalah Kelurahan Karanganyar dan Tugurejo Kecamatan Tugu untuk mendukung program eco-eduwisata Kota Semarang dan Kelurahan Trimulyo kecamatan Genuk untuk sediment enrichment yang nantinya lokasi siap ditanami mangrove. b. Desain APO yang direkomendasikan di Kelurahan Tugurejo adalah APO tipe bambu dan ban seperti yang telah ada di lokasi tersebut, sedangkan di Kelurahan Trimulyo dibangun APO tipe hybrid engineering yang bersifat permeable c. Bahan APO dipilih dari material yang banyak tersedia di sekitar lokasi, yaitu ban, kayu dan bambu. DAFTAR PUSTAKA Bandaranayake, 2005. The Uses of Mangrove. AIMS Research. URL http// Rekomendasi lokasi pembangunan APO Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19295–100 110 Kajian Pengamanan Dan Perlindungan PantaiDi Wilayah Pesisir Kecamatan Tugu Dan Genuk Retno Hartati et al. Institute of Marine Science. Dahuri, R., J. Rais, Ginting dan Sitepu, 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Pramita, Jakarta. Dihantam Ombak, Sabuk Pantai Rusak antam-Ombak-Sabuk-Pantai-Rusak Gunarto. 2004. Konservasi Mangrove Sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai. Jurnal Litbang Pertanian 231 15 – 21. Maros. Hidayat, N., 2005a. Perlindungan dan Penanganan Daerah Pantai Terhadap Kerusakan Daerah Pantai Garis Pantai, Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil I-2005, Surabaya, pp. E-14-E-22. Hidayat, N., 2005b. Kajian Hidro-Oseanografi Untuk Deteksi Proses-Proses Fisik di Pantai, Jurnal SMARTek, 32 73-85. Hidayat, N., 2006. Konstruksi bangunan laut dan pantai sebagai alternatif pertindungan daerah pantai. Jurnal SMARTek, 41 10 - 16 Hutahaean, S. 2015. Aplikasi Model Shoaling dan Breaking pada Perencanaan Perlindungan Pantai dengan Metoda Headland Control. JURNAL TEKNIK SIPIL 223 243-250. Kompas, yang Terkoyak di Pantura Purnobasuki, H., 2004. Potensi Mangrove Sebagai Tanaman Obat. Ruzardi , Syaril Tamun dan Buana Rochman . 2004. Persepsi Pemukim di Kawasan Pantai terhadap Kerusakan Pantai Studi Kasus Pulau Batam. LOGIKA12 74-81 Sepi Tangkapan, Nelayan Mangkang Kulon Budidayakan Mangrove15 Juni 2012 1744 wib kan- Mangrove Sukaryanto, A. 2006. Pertahankan Hutan Mangrove di Laguna. Suara Merdeka, 18 Juli 2006. Triatmodjo, B. ,1999, Teknik Pantai. Beta Offset. Yogyakarta. Wahyudin, Yudi. 2003. mencegah kerusakan pantai, melestarikan keanekaragaman hayati. PKSPL IPB. 11 halaman. Wiharja, P. dan H. Nafiarta. 2015. “Hybrid Engineering” Sebagai Solusi Perlindungan Pantai dan Awal Penanaman Kembali Hutan Mangrove. Pusat Diklat Kehutanan. 10 hal. Yulistiyanto, Bambang. 2009. Mangrove dengan Alat Pemecah Ombak APO sebagai Perlindungan Garis Pantai. Proseding pada Seminar Nasional Manajemen Sumberdaya Air Partisipatif Guna Mengantisipasi Dampak Perubahan Iklim Global, 8 Agustus 2009 Yuwono, Nur, 1997, Pengelolaan Daerah Pantai Terpadu Integrated Coastal Zone Management, Pusat AntarUniversitas–Ilmu Teknik, UniversitasGadjahMada, Yogyakarta Yuwono, Nur. 1998, Dasar-Dasar Penyusunan Master Plan Pengelolaan Dan Pengamanan daerah Pantai Integrated Coastal Zone Management For Sustainable Development, Materi Kuliah Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Sipil Minat Studi Teknik Pantai, Kelautan dan Pelabuhan, Fakultas Teknik,Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. ... Pembangunan APO banyak memberikan dampak positif sehingga masyarakat dengan sadar melakukan perawatan secara mandiri agar manfaat yang mereka terima dapat dirasakan dalam jangka waktu yang lama Hartati et al., 2016. Pemilihan bahan baku APO dari bambu dan ban bekas dilakukan karena pertimbangan dasar pantai yang berupa lumpur berpasir. ...... APO tipe bambu dan ban mampu melindungi tambak dari gelombang dan pasang tinggi. Pembangunan APO tipe ini memungkinkan pemulihan habitat mangrove yang membutuhkan pendangkalan sedimen halus dan tingkat sedimentasi yang lebih besar, sehingga pemulihan kerusakan pesisir dapat dilakukan lebih cepat Hartati et al., 2016. ...... Selama proses pembangunan APO selalu disertai dengan monitoring yang bertujuan untuk memantau dan mengambil pembelajaran dari kegiatan tersebut Hartati et al., 2016 3. Kelompok Wanita Pesisir Tapak "Putri Tirang" Kelompok ini berisikan para wanita dan ibu-ibu Dukuh Tapak yang aktif dalam pengolahan hasil pesisir dari mulai hasil tangkap nelayan, hasil budi daya tambak, dan pengolahan makanan berbahan baku buah mangrove. ...Nana Kariada Tri Martuti Sri Mulyani Endang SusilowatiWahid Akhsin Budi Nur SidiqDitha Prasisca MutiatariThe coastal area of Semarang City has a strategic function for regional economic development. Due to land use change, the environmental quality of coastal area is damaged and declining. The environmental quality decline has affected the socio-economic quality of local community. This research aims to investigate the role of local community in sustainable environmental management in Semarang City coastal area. The study takes place in two kelurahans, namely Tugurejo and Mangunharjo, and applies a descriptive qualitative approach to figure out the local community role in the coastal environment rehabilitation. Data collection through a preliminary survey supported with a satellite imagery study covers up an appropriate ecosystem with the research substance. Then the following data analysis and interpretation uses Miles and Huberman interactive analysis method. The results show the significant role of the local community in coastal area quality management and improvement in Semarang City more effectively and efficiently. This relates to their active interactions in various community-based programs including wave-breaking instrument building and mangrove nursery and planting.... It has regularly affected by natural mechanism and has rapidly received human activities [3]. As in some coastal areas in Semarang and demak has been damaged in its coastal coastal damage of Semarang has also been investigated by FoE Friend of the Earth Japan 2009 [4] stating that since 1998 many residents in the coastal area of Tugu sub-district lost the ponds due to the abrasion by the sea water into the river with a high intensity so that the access road becomes drowned. Furthermore [5] in the period of 1991 -2011 there was a change in the characteristics of the beach that is the length of the coastline increased km and the area of abrasion in 2011 = or 1, ...... The index shown at Figure 4. Breakwater with hybrid enggineering type has higher indeks comparing with the hard structure type based on Figure 3. Its because of mangrove mud beaches as a result of the hybrid enggineering type breaking waves naturally provide a variety of ecosystem needs such as coastal protection, fishery resources, marine life spans and improved water quality [4]. ...The coast of Semarang and Demak has suffered some damage to its coastal areas. This damage is caused by natural factors and also human activities. There are number of mitigation methods such as hard, soft and hybrid that available for mitigation erosion. In Semarang and Demak coastal area using hard and hybrid option as their mitigation erotion. Breakwater is one of the way beach structure that often used as mitigation erosion di coastal area. Breakwater will cause sediment deposits that will become the living place of various organisms such as makrozoobenthos. The aim of this research is compare the abudance of makrozoobenthos in different type breakwater in Semarang and Demak coastal research held on December 2016 – January 2017 in five different location with different breakwater type. Hard structure in Mangkang West Semarang, Morosari Demak district and Tambak Lorok North Semarang and the hybrid engineering in Morosari 2 Demak district and Timbulsloko Demak district. The method used in this study is descriptive comparative. Makrozoobenthos has been found in each station and the highest indeks is in hybrid engineering location. Polychaeta is a genus that dominates at every location because muddy sand is its main habitat.... Pergerakan sedimen yang berlangsung secara kontinu akan memicu terjadinya perubahan garis pantai melalui proses sedimentasi yang berdampak pada pendangkalan atau erosi yang berdampak pada hilangnya suatu area pada suatu perairan Astuti et al., 2016. Khususnya di area pesisir, sedimen sangat bersifat dinamis karena terjadi pengikisan, transportasi dan pengendapan baik dalam skala spasial maupun temporal. ...Johanna R N D PurbaHeryoso SetiyonoWarsito AtmodjoSugeng WidadaPerairan Mangunharjo merupakan perairan yang terletak di Kota Semarang dan banyak dijadikan sebagai tempat pusat berbagai kegiatan vital seperti perumahan penduduk, pertambakan, rekreasi dan tak kalah penting sarana perhubungan. Dinamika pesisir yang terjadi di Perairan Mangunharjo yaitu sedimentasi dan abrasi menjadi permasalahan yang sering terjadi. Penanganan dinamika pantai memerlukan kajian terkait sedimen dasar perairan untuk memperoleh solusi yang tepat terhadap permasalahan. Target yang ingin diperoleh dari studi ini untuk mengetahui pengaruh dari faktor oseanografi seperti arus, gelombang, angin, pasut dan lainnya terhadap pola sebaran sedimen dasar. Data penelitian yang digunakan berupa data sedimen dasar sebagai data pengukuran lapangan, sementara untuk data arus laut, gelombang laut, angin, pasang surut, batimetri, debit sungai bersumber data sekunder. Pengolahan data sedimen dasar menggunakan metode granulometri, pengolahan data gelombang dan angin menggunakan metode SMB dan data pasang surut diolah dan dianalisa menggunakan metode admiralty. Hasil penelitian diperoleh bahwa Perairan Mangunharjo didominasi oleh ukuran butir pasir, lanau, dan lempung yang tersebar pada kedalaman 1 - 5 meter. Persentase sebaran sedimen dengan jenis lempung lebih besar di setiap stasiun. Faktor oseanografi yaitu arus, gelombang dan pasang surut memiliki pengaruh terhadap persebaran dan jenis sedimen. Arus adalah faktor oseanografi yang paling berpengaruh terhadap sebaran sedimen dasar perairan Mangunharjo.... Terutama aktivitas antropogenik, yaitu sampah atau limbah dari daratan yang mencemari laut [10]. Usaha perlindungan diterapkan dalam pemanfaatan wilayah pesisir sebagai lahan permukiman, industri, maupun budidaya pertanian dan perikanan [11]. Terdapat tiga program inovasi untuk peningkatan kesejahteraan dan keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan nasional [6]. ...Verto SeptiandikaNurul Jannah Lailatul FitriaElok HanifahPembangunan ekonomi diorientasikan pada kondisi pro lingkungan. Tidak hanya program ekonomi hijau, saat ini Indonesia mulai konsen pada ekonomi biru. Alasannya potensi laut dan perikanan sangat melimpah di Indonesia, akan tetapi pemanfaatan yang tidak bijaksana dapat menjadi pengrusakkan alam. Pemanfaatan potensi laut dan perikanan secara efisiensi tanpa eksploitasi agar pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan mempertahankan kearifan lokal. Seperti di Kota Probolinggo, ekonomi biru sesuai diterapkan dalam pembangunan ekonomi. Program ekonomi biru tepat untuk program pemerintah kota Proboinggo, khususnya disektor kewirausahaan. Akan tetapi masih minimnya informasi, pengetahuan, dan wawasan terkait ekonomi biru. Maka dari itu, tim pengabdian kepada masyarakat terkait sosialisasi ekonomi biru pada masyarakat di Kota Probolinggo. Metode yang digunakan dengan dua teknik. Teknik pertama kegiatan sosialisasi berkeliling ke masyarakat dan wirausahawan yang memproduksi bahan baku olahan laut dan perikanan. Teknik kedua adalah sosialisasi melalui media sosial ditambah dengan memposting berbagai produk wirausahawan dan mengajak masyarakat memberikan ide dan masukan untuk olahan laut dan perikanan. Kegiatan ini diterima dan mendapat respon positif dari masyarakat. Bahkan masyarakat menginginkan program dan kegiatan ini dilakukan seacara bertahap dan berkala.... Keyword abrasion, accretion, on-screen digitizing, reclamation, remote sensing PENDAHULUAN Pantai utara Jawa yang lebih dikenal dengan istilah pantura mengalami tingkat abrasi yang cukup tinggi, sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan di daerah Provinsi Jawa Tengah oleh Hartati et al. 2016 dan Maulana et al. 2016; di Provinsi Jawa Timur oleh Utami dan Pamungkas 2013; dan di Provinsi Jawa Barat oleh Heriati dan Husrin 2017 dan Prawiradisastra 2003. Begitu juga di pesisir pantai Provinsi Banten, tingkat abrasi juga dilaporkan sangat tinggi Prihantono et al. 2018;Sebayang dan Kurniadi 2015. ...... Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa fenomena abrasi dan kekeruhan perairan di Tanjung Pontang memang nyata terjadi karena telah berhasil diidentifikasi oleh berbagai macam metode penelitian dan dibuktikan mekanisme transpor sedimennya pada penelitian ini. Dengan demikian usaha mitigasi diperlukan untuk mencegah abrasi di daerah tersebut supaya tidak terus mengikis pesisir utara Kabupaten Serang semakin berkurang luasannya dengan cara penanaman mangrove, Akbar et al., 2017a;Akbar et al., 2017b;Thampanya et al., 2006;Hashim et al, 2010, pembangunan Alat Pemecah Ombak APO Hartati et al., 2016, dan menggunakan metode eco-hybrid Indriasari & Akhwady, 2017. ...Tanjung Pontang yang terletak di Provinsi Banten mengalami abrasi pantai dan kekeruhan yang cukup serius. Penelitian abrasi pantai ini telah dibuktikan oleh peneliti lain berdasarkan analisis perubahan garis pantai menggunakan citra satelit dengan tahun yang berbeda, namun penelitian dengan menggunakan pemodelan transpor sedimen belum pernah dilakukan di daerah tersebut. Pemodelan numerik hidrodinamika dan transpor sedimen menggunakan perangkat lunak MIKE 21 telah berhasil dilakukan pada penelitian ini untuk membuktikan proses abrasi dan kekeruhan di sekitar Tanjung Pontang. Hasil pemodelan hidrodinamika dengan parameter angin menunjukkan adanya arus sejajar garis pantai pada saat musim barat dan musim timur. Pada saat musim barat arus sejajar pantai di Tanjung Pontang dominan bergerak ke arah timur, sedangkan pada saat musim timur sebagian arus sejajar pantai di Tanjung Pontang bergerak ke arah timur, dan sebagian bergerak ke selatan menuju Teluk Banten. Selain itu analisis perubahan bed level menunjukkan adanya penurunan bed level yang mengindikasikan abrasi di sekitar Tanjung Pontang dan adanya sedimentasi di Sungai Ciujung Baru. Kekeruhan terjadi di sekitar Tanjung Pontang dan Teluk Banten disebabkan oleh karena adanya tingginya sedimen tersuspensi di Sungai Ciujung Lama dan terbawa oleh arus sejajar garis pantai di sekitar Tanjung Pontang.... Sedangkan tipe-tipe alat pemecah ombak APO menurut Yulistiyanto 2009 dan Wiharja & Naviarta 2015, yaitu APO tipe box-beton kubus beton, APO tipe kayu berbentuk lengkung, APO tipe kayu berbentuk lurus, APO tipe paralon danban, APO tipe buis beton, APO tipe bambu ban dan APO tipe brushwood dam/tipe permeable dam/tipe hybrid engineering. Hartati et al. 2016 mengkaji bahwa perbandingan beberapa bangunan pelindung dan perkuatan pantai serta perbandingan tipe-tipe APO yang dapat dibangun di pesisir Kota Semarang maka APO tipe bambu ban dapat diaplikasikan dan dibangun di Kelurahan Tugurejo dan APO tipe hybrid engineering HE dapat dibangun pada pesisir Trimulyo. ...p class="Abstract"> Climate change has become one of the causes of environmental damage and needs to be anticipated. In Indonesia, including in the Semarang City, the impact caused by climate change also occurs. Damage ponds and mangrove forests due to the erosion and sea level rise are example s of the climate change impact . The significant impact of climate change is exacerbated by the lack of public knowledge related to the threat of climate change. It significantly affect s to the decreasing income of farmers. These fact underlie the Mercy Corps Indonesia in cooperation with the government of Semarang and the Bintari Foundation to develop activities aimed to strengthening the protection of coastal areas through the development of seawalls through the program named "Enhancing Coastal Community Resilience by Strengthening Mangrove Ecosystem Services and Developing Sustainable Livelihood in Semarang City". Construction of seawalls in the form of tire s seawalls and Hybrid Engineering HE is completed in 2016. Construction of seawalls certainly ha s an impact on community in coastal areas . This article aims to review the monitoring and the lesson learned of seawalls construction of the development on the seawalls for the communities in coastal areas, especially in the Genuk and Tugu Sub-district . The methods used in this study is a mix method research by descriptive approach so that the study is more emphasis on the analysis of the measurable facts the description , which supported by information unearthed in the community through interviews and extracting information from archives on reports that had been prepared previously containing seawalls development progress. The research results show that seawalls development provides many positive effects for the community , so that they consciously perform maintenance independently for the positive impact they can receive for the long term. Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah yang terletak di wilayah pesisir dan terjadi perubahan ekosistem pesisir akibat dampak dari pembangunan wilayah pantai serta perubahan lingkungan, khususnya di empat kecamatan pesisir yaitu Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Utara, dan Genuk. Pada empat kecamatan tersebut terjadi erosi yang menyebabkan perubahan garis pantai serta menyebabkan wilayah tersebut menjadi rentan terhadap bencana seperti banjir rob, degradasi ekosistem, dan rusaknya fasilitas di wilayah pesisir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan garis pantai luasan erosi dan akresi dari tahun 2003-2018 dan mengetahui nilai kerentanan pesisir Kota Semarang menggunakan metode CVI Coastal Vulnerability Index . Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling digunakan untuk penelitian yang memerlukan kriteria khusus, dimana teknik pengambilan sampel dengan sengaja berdasarkan suatu pertimbangan dan tujuan tertentu . Perhitungan luasan erosi dan akresi dilakukan dengan men umpangsusun citra satelit Landsat dan Sentinel 2. Diketahui luasan erosi terbesar di pesisir Kota Semarang terjadi pada tahun 2008 – 2013 dengan luasan 337,986 ha, sedangkan akresi terbesar terjadi pada tahun 2013-2018 dengan luasan 195,338 ha. Analisis kerentanan pantai dengan indeks kerentanan pantai atau CVI di pesisir Kota Semarang termasuk dalam kategori kerentanan sangat tinggi, dengan nilai setiap bobot kerentanan pada Kecamatan Tugu sebesar 32,27, Kecamatan Semarang Barat dan Semarang Utara sebesar 14,43, serta Kecamatan Genuk sebesar 28,87. Variabel yang paling dominan dan berperan dalam menentukan nilai kerentanan pantai pada penelitian ini yaitu geomorfologi, kemiringan pantai, dan erosi/akresi.
Pada sebuah pelabuhan di sungai Hudson di New York, kondisi gelombang sangat kuat sehingga dinding laut harus melindungi kapal-kapal. Arus yang kuat di sungai terus-menerus menerjangnya dan memberikan tekanan pada sepanjang dinding penahan, sehingga akhirnya menyebabkan kenaikan korosi pada dinding laut setiap tahun.
Pangandaran - Kehadiran kapal di Pantai Barat Pangandaran menjadi daya tarik bagi pengunjung. Banyak pengunjung menjadikan kapal sebagai latar swafoto. Meski sebagian pengunjung bertanya-tanya mengenai aktifitas kapal jenis LCT tersebut."Besar juga ukurannya, jadi ada objek foto baru," kata Euis Mardiani wisatawan asal Kota Tasikmalaya, Kamis 11/11/2019.Kapal jenis LCT atau landing craft tank itu tengah memasang breakwater atau pemecah ombak di Pantai Barat Pangandaran. Sudah dalam beberapa hari terakhir kapal yang mirip kapal feri itu mondar-mandir dari Pantai Barat Pangandaran ke Dermaga Bojongsalawe Parigi. Di Pelabuhan Bojongsalawe, kapal itu memuat material beton. Kemudian dibawa ke Pantai Barat Pangandaran untuk ditenggelamkan ke dasar laut dan disusun untuk membentuk pemecah ombak. Dengan pemasangan breakwater itu diharapkan mencegah terjadinya abrasi itu, breakwater juga berguna untuk kepentingan pariwisata. Dengan adanya pemecah ombak, aktivitas berenang di pantai menjadi lebih aman, karena ada penahan kekuatan arus atau ombak ke jenis LCT atau landing craft tank ini tengah memasang pemecah ombak di Pantai Barat Pangandaran. Foto Faizal Amiruddin/detikcomProyek pemasangan breakwater itu merupakan proyek milik Pemprov Jabar. Dari papan pengumuman proyek, diketahui pemasangan breakwater itu merupakan pekerjaan dari Dinas Sumber Daya Air UPTD Pengelolaa Sumber Daya Air wilayah Sungai proyeknya sekitar Rp 14,6 miliar dan dikerjakan oleh sebuah perusahaan swasta asal Jakarta. Anggaran belasan miliar rupiah itu dikucurkan untuk membangun pemecah ombak sepanjang 130 juga video 'Polairud Polda Sulsel Gelar Patroli Rumpon hingga Tindak Kapal Tanpa Dokumen'[GambasVideo 20detik]
Atauuntuk melindungi pelabuhan-pelabuhan kecil dimana tinggi gelombang adalah sedang (H = 0,5 meter - 1,60 meter) . Konstruksi terdiri dari benda apung yang mengikat suatu dinding penahan ombak atau arus. Gambar 5.15 ditunjukkan rancangan pemecah gelombang apung.
Pamekasan Sejumlah tangkis laut rusak di pantai Desa Tanjung, Pamekasan, Jawa Timur, Minggu, 15 November 2020. Proyek tangkis laut atau tanggul penahan ombak yang belum lama selesai dikerjakan itu rusak karena tidak mampu menahan terjangan ombak beberapa waktu lalu. ANTARA Foto/Saiful Bahri KHL
MentriPU dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimulyono saat berada di Ende sempat meninjau tembok penahan ombak di Numba. Mentri PU dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimulyono saat berada di Ende sempat meninjau tembok penahan ombak di Numba. Minggu, 5 Juni 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com;
Ilustrasi Tembok Penahan Ombak di Pelabuhan. Sumber HardyApa jawaban yang tepat untuk soal teka-teki silang TTS tembok penahan ombak di pelabuhan? Berikut jawaban selengkapnya yang dapat membantu Anda menyelesaikan permainan Jawaban TTS Tembok Penahan Ombak di PelabuhanSoal teka-teki silang tembok penahan ombak di pelabuhan memiliki tiga alternatif jawaban. Inilah tiga alternatif jawaban dan artinya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI.Dermaga adalah tembok rendah yang memanjang di tepi pantai menjorok ke laut di kawasan pelabuhan untuk pangkalan dan bongkar muat barang. Dermaga juga memiliki arti sebagai tembok penahan ombak di pelabuhan.Cerocok adalah pancang-pancang yang dipasang di tepi laut. Cerocok juga memiliki arti sebagai tembok tumpuan arus pengembang ombak.Turap adalah campuran semen, air, dan pasir yang digunakan untuk melekatkan batu bata dan sebagainya agar menjadi tembok, dinding pelabuhan, dan arti dari tiga alternatif jawaban tersebut, kata yang paling sesuai untuk soal TTS tembok penahan ombak di pelabuhan adalah dermaga. Namun, Anda perlu mencocokkan jumlah huruf pada kata dermaga dengan jumlah kolom atau kotak yang tersedia pada permainan cocok, artinya dermaga adalah jawaban yang tepat. Bila tidak, gunakanlah alternatif jawaban lain baik cerocok maupun Dermaga di PelabuhanIlustrasi Dermaga di Pelabuhan. Sumber menemukan jawaban yang tepat untuk mengisi teka-teki silang, kini saatnya mengenal lebih lanjut tentang fungsi dermaga. Berdasarkan pengertian dalam KBBI, kita tahu bahwa dermaga merupakan tembok penahan ombak di lautan. Lantas apakah semua pelabuhan harus memiliki dermaga? Apa fungsi dari dermaga?Dermaga merupakan salah satu fasilitas pokok yang harus dimiliki oleh setiap pelabuhan perikanan. Dikutip dari Direktorat Jenderal Perikanan dalam Supriadi, dkk. 2021 79 pada buku Sinergitas Membangun Sektor Perikanan dan Kelautan yang Berkelanjutan, diketahui bahwa fasilitas pokok yang harus dimiliki oleh pelabuhan perikanan terdiri dari dermaga, kolam pelabuhan, jalan di komplek pelabuhan, jaringan drainase, dan areal daratan pelabuhan. Hmmm, jadi dermaga adalah sarana yang wajib ada, ya?Yups! Dermaga merupakan sarana alias fasilitas yang harus ada di pelabuhan. Pasalnya, Lubis dalam Supriadi, dkk. 2021 menjelaskan bahwa dermaga memiliki fungsi untuk tempat labuh dan bertambatnya kapal, bongkar muat hasil tangkapan, serta tempat mengisi perbekalan untuk menangkap ikan di informasi tentang jawaban TTS tembok penahan ombak di pelabuhan dermaga. Semoga dapat membantu dalam menyelesaikan permainan TTS dan juga menambah wawasan, ya! AA
Untukpantai yang diorientasikan bagi pelabuhan, industri, wisata atau pemukiman yang perairan pantainya dangkal wajib untuk direklamasi agar bisa dimanfaatkan. Terlebih kalau di area pelabuhan, reklamasi menjadi kebutuhan mutlak untuk pengembangan fasilitas pelabuhan, tempat bersandar kapal, pelabuhan peti-peti kontainer, pergudangan dan
Pengerjaan pemasangan seawall atau batu penahan ombak dekat Masjid Al-Hakim Padang, Selasa 2 Februari 2021. Foto MN Hendra/LangkanBadan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Provinsi Sumatera Barat menyebutkan BNPB telah mengucurkan dana siap pakai DSP sebanyak Rp 19 miliar untuk pengerjaan pemasangan seawall atau batu penahan penahan ombak ini di pasang di tiga titik Pantai Padang, yakni Kawasan Tugu Merpati, Pasir Jambak, dan di Masjid Al-Hakim sebanyak Rp 19 miliar itu untuk diperuntukan khusus untuk tiga titik tersebut, yang selama ini mengalami abrasi pantai akibat gelombang pemasangan seawall atau batu penahan ombak dekat Masjid Al-Hakim Padang, Selasa 2 Februari 2021. Foto MN Hendra/LangkanSebelum adanya kucuran dana dari BNPB ini, Kepala BNPB Doni Monardo juga telah melihat langsung kondisi abrasi pantai yang terjadi di Pantai Padang untuk tidak terjadi abrasi pantai adalah pemasangan seawall. Sehingga dengan adanya DSP Rp 19 miliar itu diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya abrasi warga berada di atas batu grip dekat Masjid Al-Hakim Padang, Selasa 2 Februari 2021. Foto MN Hendra/LangkanMenurut keterangan pihak BPBD Sumatera Barat diperkirakan pengerjaan itu tuntas dalam waktu 70 hari. Untuk itu kepada masyarakat diminta untuk tidak mendekati lokasi pengerjaan tersebut.
KejatiKepri Periksa Pejabat BP.Batam dan Saksi Lain di Korupsi Jembatan Bintan Rp16.9 M - Presmedia HeadLine % (KPA)-nya adalah Pejabat Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP.Batam),” pungkasnya. permukaan Jembatan menjadi miring ke arah dalam abutment dan tiang pancang bawah dinding
Hai teman, Seperti yang Anda ketahui, kami mencoba memberikan jawaban yang paling relevan di internet. Dan sekarang, giliran permainannya TTS AsliTembok penahan ombak di pelabuhan_. Bahasa permainan adalah bahasa Indonesia dan ada dalam banyak bahasa lainnya. Ini tidak begitu penting bagi kami, topik ini hanya dengan bahasa kami. Kunci Jawaban TTS Asli Tembok penahan ombak di pelabuhan_ Dermaga Hanya itu yang harus kami tunjukkan. Silakan pertimbangkan mengunjungi kami untuk tingkat tambahan. Untuk mendapatkan semua jawaban dari permainan, Anda hanya perlu melihatnya Jawaban TTS Asli dan untuk mengunjungi tts berikutnya, lihat topik ini TTS Asli Lampu isyarat misal di spd motor_. Sampai jumpa Navigasi pos
8BTxNz. hz8h8ntjcn.pages.dev/427hz8h8ntjcn.pages.dev/83hz8h8ntjcn.pages.dev/344hz8h8ntjcn.pages.dev/568hz8h8ntjcn.pages.dev/524hz8h8ntjcn.pages.dev/468hz8h8ntjcn.pages.dev/255hz8h8ntjcn.pages.dev/33
tembok penahan ombak di pelabuhan